Main Article Content

Alif Yoga Winata

Abstract

Polusi lingkungan yang disebabkan oleh aktivitas industri dan kendaraan telah meningkat pesat. Banyak bengkel-bengkel yang tidak tahu bagaimana cara mengelola sampah mereka. Untuk menyingkirkan masalah mereka, pelumas yang sudah terpakai langsung dibuang di tanah atau daerah perairan. Pengelolaan limbah berbahaya yang buruk dari pelumas yang dihasilkan berdampak pada tercecernya pelumas bekas yang tersebar di tanah dalam jumlah besar. Pelumas bekas mengandung kompleks campuran hidrokarbon yang mempengaruhi tanaman secara merugikan dengan menciptakan kondisi yang membuat nutrisi penting seperti nitrogen dan oksigen yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman tidak tersedia bagi mereka dan menyebabkan masalah parah pada ekosistem tanah dan rhizosfer. Efek zat beracun pada organisme, populasi dan komunitas berkisar dari sedang sampai mematikan. Fitoremediasi tanah yang terkontaminasi menawarkan pendekatan ramah lingkungan dan hemat biaya untuk membersihkan polutan beracun di lingkungan.


 


Tidak seperti teknologi remediasi lainnya, fitoremediasi tidak invasif dan pada prinsipnya mempertahankan proses biologis tanah tetap aktif. Metode ini menggunakan tanaman untuk detoksifikasi, pemulihan dan pemurnian media lingkungan. Kisaran aplikasi fitoremediasi cukup luas mulai dari logam berat hingga polutan organik seperti hidrokarbon minyak bumi. Analisis statistik menunjukkan bahwa penambahan pupuk memiliki efek positif dan terukur pada kadar klorofil. Pupuk spesifik dapat merangsang pengalihan unsur tertentu, termasuk logam berat, agar lebih tersedia bagi bentuk tanaman dan meningkatkan akumulasi logam di tanaman.


 


Akar wangi dapat bertahan pada rentang suhu antara -14 dan 55 ° C dan bertahan dalam kondisi ekstrim. Akar wangi dapat tumbuh di berbagai tingkat nutrisi dan faktor abiotik yang tidak mencukupi. Telah ditunjukkan bahwa kadar air merupakan faktor yang sangat penting dalam hal pertumbuhan. Dengan tekanan kadar air yang berbeda, hal itu dapat menghasilkan hasil degradasi yang berbeda. Penelitian menunjukkan bahwa kemampuan degradasi pelumas bekas pada konsentrasi 4% oleh akar wangi pada tiap variabel A1 = 19,65%, A2 = 17,78%, A3 = 16,45%, B1 = 21,68%, B2 = 19,37%, B3 = 20,04% dengan kondisi optimal pada penambahan pupuk sebesar 80 gram dan frekuensi penyiraman 1 kali sehari.

Downloads

Download data is not yet available.

Article Details

Section
Articles