https://purifikasi.id/index.php/purifikasi/issue/feedJurnal Purifikasi2025-06-30T08:30:16+07:00Ervin Nurhayatipurifikasi@gmail.comOpen Journal Systems<p><strong>Jurnal Purifikasi</strong> (<a title="e-ISSN" href="https://issn.brin.go.id/terbit/detail/1507098520" target="_blank" rel="noopener">e-ISSN: 2598-3806</a>) has been published since January 2000 by Division of Jurnal Purifikasi, Department of Environmental Engineering, Faculty of Civil, Planning, and Geo Engineering, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, in collaboration with the Association of Indonesian Sanitary and Environmental Engineers (IATPI) East Java. Jurnal Purifikasi is published twice a year, in June and December, covering topics related to technology and management in the environmental engineering field. </p> <p>Since March 2025, Jurnal Purifikasi has been accredited <strong><a title="SK Sinta " href="https://drive.google.com/file/d/1l5WvE1EMCbpvhyzrM-PC0j9wXJVwYENx/view?usp=sharing">Sinta 4</a>. </strong>This accreditation is valid for publication from Volume 21 Number 2, 2022 to Volume 26 Number 1, 2027.</p> <p><img src="/public/site/images/purifikasi/Sinta_4.png" width="181" height="89"></p> <p> </p>https://purifikasi.id/index.php/purifikasi/article/view/496EVALUATION OF THE WASTEWATER TREATMENT PLANT AT SANITATION UNIT SOEKARNO-HATTA INTERNATIONAL AIRPORT2025-06-30T08:29:34+07:00Bowo Djoko Marsonobowodjok@yahoo.comArwin Ilham Sonataarwinis@gmail.com<p>The growing demand for rapid transportation has led to a significant rise in air travel, positioning airports as critical hubs of human mobility. This increase in airport users has consequently escalated clean water consumption, primarily due to public lavatory use and airport operational needs. As water usage rises, wastewater generation also increases, necessitating effective treatment through preliminary systems and wastewater treatment plants (WWTPs). This study begins by collecting data on passenger arrivals and departures to project airport population and estimate wastewater generation and distribution for the year 2034. Wastewater sampling was conducted to analyze key parameters, including pH, TSS, BOD, COD, ammonia nitrogen, fats and grease, total coliform, odor, and temperature, using accredited laboratory methods. Field observations, interviews, literature reviews, and questionnaires were used to complement the data. The estimated wastewater generation for 2034 is 259 m³/hour, which remains within the WWTP’s design capacity of 516.6 m³/hour. Wastewater distribution is appropriately maintained, with pipeline flow velocities not exceeding 0.3 m³/s. However, the absence of measured flow data limits direct validation of distribution estimates. Evaluation of wastewater quality indicates that preliminary treatment systems, such as grease traps and delaceration units, contribute to reducing pollutant loads prior to WWTP entry. Most quality parameters meet regulatory standards, though total coliform levels from October 2023 to March 2034 exceed the Indonesian Ministry’s threshold of 1,000 MPN/100 mL. Nevertheless, the average value of 1,716 MPN/100 mL remains within the allowable limit of 2,000 MPN/100 mL for alternative testing methods.</p>2025-06-30T00:00:00+07:00Copyright (c) 2025 Jurnal Purifikasihttps://purifikasi.id/index.php/purifikasi/article/view/497EVALUATION OF WATER QUALITY MANAGEMENT IN ORGANIC FERTILIZER INDUSTRY: A CASE STUDY AT PT BIO MARAJA NUSANTARA MAKASSAR2025-06-30T08:29:34+07:00Christopaul Pala'langan Toding Layukchristopaul@politanisamarinda.ac.idMuh. Fikruddin Buraerahmfikruddinb@gmail.comNur Isranurisra@gmail.com<p>Management of water quality generated from the wastewater effluent of PT Bio Maraja Nusantara, a company that produces organic fertilizers in Makassar.. This fertilizer production activity produces liquid waste that has the potential to pollute the environment, especially local water quality. This study evaluates water quality based on Government Regulation No. 22 of 2021 concerning liquid waste management. Water quality testing measured physical, chemical, metal, and microbiological parameters. The results showed that the water quality met the quality standards set by the regulation, with the tested water not contaminated by hazardous materials such as odor, color, heavy metals, or pathogenic microorganisms. Analytical results showed the water had undetectable odor and color, low Total Dissolved Solids (TDS) content, and turbidity below the quality limit. In addition, the pH value, nitrate, nitrite, and hexavalent chrome content were also within safe limits. Microbiological testing showed the water was free from E. coli and coliform contamination. This study shows that effluent management efforts at PT Bio Maraja Nusantara effectively minimize negative impacts on local water quality and contribute to industrial water quality management literature in the sustainable agriculture sector.</p>2025-06-30T00:00:00+07:00Copyright (c) 2025 Jurnal Purifikasihttps://purifikasi.id/index.php/purifikasi/article/view/499ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN INDUSTRI SEMEN DENGAN PENDEKATAN LIFE CYCLE ASSESSMENT PADA RUANG LINGKUP CRADLE TO GATE2025-06-30T08:29:34+07:00Muhammad Abrar Firdausyabrar.firdausy@ulm.ac.idMuhammad Syufian Syaurimuhammadss@gmail.comNovan D. Natanegaranovandn@gmail.com<p>Industri semen merupakan yang membutuhkan konsumsi energi yang tinggi dan menghasilkan emisi yang tinggi. Produksi semen menyumbangkan sekitar 4% emisi CO<sub>2</sub> terhadap global Pemerintah Indonesia berupaya mendorong seluruh pelaku usaha/ industri dalam menurunkan beban dampak lingkungan untuk memenuhi persyaratan PROPER (Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup) yang linier dengan metode <em>Life Cycle Assessment </em>(LCA). Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis kategori dampak yang dihasilkan pada indutri semen dengan pendekatan (<em>cradle to gate</em>) dan menganalisis keriteria dari unit proses yang menimbulkan dampak terbesar. Metode yang digunakan adalah penilaian LCA (<em>Life Cycle Assessment</em>) dengan menggunakan penilaian kategori dampak CML <em>Baseline</em>. Metode penilaian CML <em>Baseline</em> merupakan metode penilaian midpoint yang melingkupi sebelas aspek penilaian <em>Abiotic depletion</em>, <em>Abiotic depletion</em> (<em>fossil fuels</em>), <em>Acidification</em>, <em>Eutrophication</em>, <em>Fresh water aquatic toxicity</em>, <em>Global warming Potential </em> (GWP10), <em>Human toxicity</em>, <em>Marine aquatic ecotoxicity</em>, <em>Ozone layer depletion</em> <em>Potential</em> (ODP), <em>Photochemical oxidation</em>, dan <em>Terrestrial ecotoxicity</em>. Hasil penelitian didapatkan nilai <em>Global Warming Potential</em> (1.75.E+09 kg CO<sub>2</sub> eq.), <em>Marine aquatic</em> <em>ecotoxicity</em> (5.97.E+09 kg 1,4-DB eq.), <em>Human toxicity</em> (1.26.E+07 kg 1,4-DB eq.), <em>Photochemical oxidation</em> (3.66.E+05 kg 1,4-DB eq.), <em>Acidification Potential</em> (8.44.E+06 kg SO<sub>2</sub> eq.), <em>Fresh water aquatic ecotoxicity</em> (1.31.E+05 kg 1,4-DB eq.), <em>Abiotic depletion</em> (6.35.E+00 kg Sb eq.), <em>Abiotic depletion</em> (<em>fossil fuels</em>) (4.30.E+08 MJ), <em>Eutrophication</em> (4.56.E+05 kg PO<sub>4</sub> eq.),<em> Ozone layer depletion </em>(0.00.E+00Kg. CFC-11 eq), Analisis berdasarkan unit fungsional total produksi semen selama setahun menimbulkan potensi dampak terbesar (<em>hotspot</em>) berada pada unit <em>kiln & Cooler</em>.</p>2025-06-29T13:10:43+07:00Copyright (c) 2025 Jurnal Purifikasihttps://purifikasi.id/index.php/purifikasi/article/view/500PHYTOMINING LOGAM Cr, V, DAN Sc YANG DITINGKATKAN SECARA MIKROBIAL : KAJIAN PERAN BIOSTIMULAN INDIGENOUS DALAM PROSES UPTAKE LOGAM OLEH TANAMAN HIAS2025-06-30T08:29:34+07:00Muhammad Alif Ramadhanialifrmdn.mhmd@gmail.comBieby Voijant Tangahuvoijant@its.ac.idRenaldo Lazuardyredol@gmail.comIsni Arliyaniisniarliyani@its.ac.id<p><em>Red mud</em> yang dihasilkan secara global mencapai angka 4 miliar ton per tahun 2020. <em>Red mud </em>mengandung Cr, V dan Sc yang masuk ke dalam kelompok <em>Rare Earth Elements</em> dengan nilai ekonomis yang tinggi. <em>Phytomining</em> menjadi salah satu solusi untuk menangani limbah <em>red mud</em> dengan mengekstrak logam berharga menjadi bentuk <em>bio-ore</em>. <em>Red mud</em> yang digunakan berasal dari PT Indonesia Chemical Alumina di Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat, Indonesia. Tujuan dari penelitian ini untuk menemukan formulasi yang dapat membuat proses <em>phytomining </em>efektif dan efisien. Tanaman yang digunakan adalah <em>Dracaena fragrans</em>. Media tanam memiliki komposisi 90% <em>red mud</em> dengan 10% pupuk kandang serta penambahan bioaugmentasi <em>Bacillus proteolyticus</em> yang merupakan bakteri <em>indigenous</em> <em>red mud</em>. Penelitian ini dilakukan selama 28 hari, dengan pengambilan data berupa pH dan berat basah dan kering pada hari ke-7, 14, 21 dan 28, serta data pendukung berupa <em>Electrical Conductivity </em>(EC) setiap dua hari sekali. Uji <em>Optical Density </em>(OD) dan <em>Total Plate Count </em>(TPC) dilakukan untuk mengetahui kurva pertumbuhan serta pembentukan koloni <em>B. proteolyticus</em>. Ekstraksi logam pada tanah menggunakan reagen EDTANa<sub>2 </sub>dan <em>aqua regia</em>, sedangkan pada tanaman menggunakan <em>accelerated wet digestion</em>. Hasil OD menunjukkan <em>B. proteolyticus</em> memiliki fase stasioner di jam ke-4 sampai jam ke-6, dengan pembentukan koloni tertinggi 54.000 CFU/mL. Penurunan pH terjadi akibat aktivitas mikroba dan produksi eksudat oleh akar tanaman. Nilai EC yang menurun mengindikasikan penyerapan ion logam bebas sebagai mikronutrien oleh tanaman. Nilai TF <em>D. fragrans</em> tertinggi pada logam Cr yaitu 8,74 di hari ke-7, sedangkan nilai <em>Translocation Factor </em>(TF) logam V dan Sc dalam jangkauan <1.</p>2025-06-29T13:11:50+07:00Copyright (c) 2025 Jurnal Purifikasihttps://purifikasi.id/index.php/purifikasi/article/view/501EFEKTIVITAS PERMEABLE REACTIVE BARRIER (PRB) BERBASIS BIOCHAR TEMPURUNG KELAPA DENGAN PEREKAT SEMEN UNTUK REMEDIASI AIR TERCEMAR LOGAM TIMBAL II (PB2+)2025-06-30T08:29:34+07:00Muhammad Ishthilakhul Choiriishthilakhul.c@gmail.comIpung Fitri Purwantiipung_fp@its.ac.idBieby Voijant Tangahuvoijant@its.ac.idHarmin Sulistiyaning Titahharminst@gmail.comMashudi Mashudimashudim@gmail.comSarwoko Mangkoedihardjoprosarwoko@gmail.com<p>Pencemaran air tanah oleh logam berat timbal (Pb) berdampak buruk bagi kesehatan manusia dan lingkungan. Logam berat Pb merupakan salah satu polutan yang disoroti karena bersifat toksik, persisten, dan bioakumulatif. Berbagai metode telah dikembangkan untuk remediasi air tanah tercemar Pb, tetapi sebagian besar memakan biaya yang mahal dan memerlukan waktu yang lama. Sebagai alternatif, teknologi <em>Permeable Reactive Barrier</em> (PRB) menawarkan pendekatan pasif in-situ yang efisien untuk mengurangi kadar logam berat dalam air. Implementasi PRB sudah beberapa kali digunakan dalam mereduksi berbagai kontaminan seperti Cr, Zn, Cu, Pb dan As. Hingga saat ini PRB terus dikembangkan untuk meningkatkan efektivitasnya dalam remediasi air tanah. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi efektivitas PRB berbahan <em>biochar</em> tempurung kelapa dengan perekat semen dalam meremediasi air tanah berkadar Pb 100 mg/L dengan memvariasikan ketebalan (2 cm dan 4 cm). Reaktor beraliran vertikal dioperasikan selama 24 jam untuk mengamati performa penyisihan. Hasil menunjukkan bahwa PRB dengan ketebalan 2 cm menghasilkan efisiensi penyisihan tertinggi, yakni 99,9% dalam waktu detensi 6 jam, melalui mekanisme adsorpsi, presipitasi, dan interaksi ionik. Presipitasi Pb(OH)<sub>2</sub> berperan penting pada pH basa yang dihasilkan oleh hidrasi semen, meskipun kondisi ini memerlukan pengaturan pH efluen sebelum dilepas ke lingkungan. Temuan ini memberikan dasar ilmiah untuk pengembangan PRB berbasis biochar-semen secara lebih luas, termasuk optimasi media, pengujian skala lapangan, dan penerapan pada sistem pengolahan air tercemar lainnya.</p>2025-06-29T13:15:04+07:00Copyright (c) 2025 Jurnal Purifikasihttps://purifikasi.id/index.php/purifikasi/article/view/502EFEKTIVITAS LIMBAH PLTU: PENGGUNAAN FLY ASH DAN BOTTOM ASH SEBAGAI ADSORBEN UNTUK MENURUNKAN KANDUNGAN TSS LIMBAH CAIR TAHU2025-06-30T08:29:34+07:00Wiwin Rewini Kunusawiwinrk@gmail.comRisti Ristianingsih Badurristianingsih.badu@gmail.comNur Inda R UmadjiNuriru@gmail.comMulyani Zahra Paramatamulyanizp@gmail.comRahmi I Ibrahimrahmii@gmail.com<p>Penelitian ini mengkaji efektivitas limbah pembakaran batubara, yaitu Fly Ash dan Bottom Ash, sebagai adsorben untuk menurunkan kadar Total Suspended Solids (TSS) dalam limbah cair industri tahu. Tujuan utama dari studi ini adalah untuk mengevaluasi kinerja kedua jenis adsorben dengan variasi dosis (25, 50, dan 75 gram) serta membandingkan efisiensi penurunan TSS. Metode eksperimental kuantitatif digunakan dengan mengaktivasi Fly Ash dan Bottom Ash, kemudian mengolah sampel limbah melalui proses sedimentasi dan filtrasi. Hasil penelitian menunjukkan penurunan TSS yang signifikan, di mana Bottom Ash mencapai efisiensi sebesar 94% (0,921 mg/L) pada dosis 75 gram, lebih unggul dibandingkan Fly Ash yang mencapai efisiensi 92% (1,146 mg/L). Fly Ash memerlukan dosis yang lebih tinggi untuk mencapai hasil yang setara, mengonfirmasi keunggulan Bottom Ash dari segi porositas dan konduktivitas hidrolik untuk aplikasi skala besar. Kedua adsorben memenuhi baku mutu air limbah berdasarkan standar Indonesia, membuktikan kelayakan praktisnya. Dalam studi ini, Bottom Ash juga terbukti tahan terhadap penyumbatan dan memiliki biaya rendah karena memanfaatkan limbah PLTU yang melimpah. Penelitian ini menawarkan solusi ramah lingkungan untuk pengolahan limbah tahu sekaligus mendaur ulang abu batubara, sejalan dengan prinsip ekonomi sirkular.</p>2025-06-29T13:17:49+07:00Copyright (c) 2025 Jurnal Purifikasihttps://purifikasi.id/index.php/purifikasi/article/view/503APLIKASI PHYTOMINING DENGAN PENDEKATAN TUMBUHAN-MIKROBA UNTUK REMEDIASI LIMBAH REDMUD2025-06-30T08:29:34+07:00Faiza Salsabillafaizasalsabilla18@gmail.comBieby Voijant Tangahuvoijant@its.ac.idMuhammad Althaf Ryan Akmalmuhammadara@gmail.comFarras Arafifarrasa@gmail.comIsni Arliyaniisniarliyani@its.ac.id<p><em>Red mud </em>merupakan limbah padat alkalis hasil samping industri pemurnian bauksit. Limbah ini mengandung logam berat seperti kromium (Cr), vanadium (V), dan skandium (Sc) yang bersifat toksik namun juga bernilai ekonomis. Penelitian ini mengkaji pendekatan <em>phytomining</em> berbasis tumbuhan-mikroba untuk meremediasi logam berat dari <em>red mud</em> secara berkelanjutan. Dua jenis tanaman hiperakumulator, <em>Tradescantia pallida</em> dan <em>Philodendron hederaceum</em>, dikombinasikan dengan bakteri <em>Bacillus stercoris</em> dan <em>Chromobacterium piscinae</em> dalam media <em>red mud</em> dan pupuk kandang, untuk menguji efektivitas serapan dan translokasi logam. Penelitian dilakukan selama 28 hari dengan pengukuran parameter biomassa, <em>potential hydrogen</em> (pH), <em>electrical conductivity</em> (EC), serta analisis logam total dan bioavailable menggunakan <em>inductively coupled plasma-optical emission spectroscopy</em> (ICP-OES). Hasil menunjukkan bahwa inokulasi mikroba meningkatkan kepadatan koloni (TPC), pertumbuhan tanaman, serta menurunkan pH dan EC media. <em>T. pallida</em> menunjukkan nilai <em>Translocation Factor</em> (TF) >1 untuk Cr dan V, sedangkan <em>P. hederaceum</em> menunjukkan nilai <em>Bioconcentration Factor</em> (BCF) tinggi untuk Cr (hingga 8,50), mengindikasikan potensi sebagai fitostabilisator. Potensi remediasi untuk Sc masih terbatas karena nilai TF dan BCF <1 pada kedua tanaman. Pendekatan ini menawarkan strategi efektif dan aplikatif dalam pengelolaan <em>red mud</em> berbasis teknologi hijau.</p>2025-06-30T00:00:00+07:00Copyright (c) 2025 Jurnal Purifikasihttps://purifikasi.id/index.php/purifikasi/article/view/504UJI RETANG DOSIS RED MUD SEBAGAI AMANDEMEN TANAH DENGAN KOMBINASI PUPUK KANDANG TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN SAWI (Brassica juncea)2025-06-30T08:29:34+07:00Natasya Febriani Fauziahnatasyaffauziah@gmail.comHarmin Sulistiyaning Titahharminst@gmail.comBieby Voijant Tangahuvoijant@its.ac.idAndriyan Yulikasariandriyanyulikasari@gmail.comErvin Nurhayatiervinn@its.ac.idErvin Nurhayatiervinn@its.ac.idIsni Arliyaniisniarliyani@its.ac.id<p>Pemanfaatan <em>red mud</em> (RM), limbah samping hasil pemurnian bauksit yang bersifat sangat basa, memiliki potensi sebagai amandemen tanah dalam kerangka ekonomi sirkular, meskipun penerapannya masih terkendala oleh pH yang tinggi, kandungan natrium, dan potensi toksisitas logam berat. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi rentang toleransi <em>Brassica juncea</em> terhadap variasi dosis RM sebagai manademen yang dikombinasikan dengan pupuk kandang. Uji rentang dosis dilakukan dengan variasi RM sebesar 3%, 5%, 10%, 15%, dan 20% yang dicampurkan dengan tanah kebun dan pupuk kandang (rasio 2:1), serta kontrol berupa tanah kebun. Parameter pertumbuhan (tinggi tanaman, jumlah daun, kandungan klorofil, biomassa basah dan kering) serta karakteristik kimia tanah (kandungan nutrien dan logam) diamati selama 14 hari. Hasil menunjukkan bahwa dosis RM hingga 10% masih mendukung kelangsungan hidup tanaman, sementara dosis 15% dan 20% menyebabkan kematian akibat peningkatan kandungan Cr, V, Ni, dan Sc. Dosis 5% menunjukkan kinerja optimal dengan peningkatan tinggi tanaman sebesar 20%, jumlah daun 25%, kandungan klorofil 53%, dan biomassa kering 156% dibanding kontrol. Kombinasi RM dan pupuk kandang secara sinergis meningkatkan ketersediaan hara (N, P, K) sekaligus menjaga kadar logam berat tetap di bawah ambang batas aman FAO/WHO. Studi ini menunjukkan bahwa RM berpotensi dimanfaatkan sebagai amandemen tanah secara berkelanjutan apabila digunakan dalam dosis terkendali dan dikombinasikan dengan bahan organik. Penelitian ini memberikan dasar ilmiah awal untuk mendukung strategi pemanfaatan limbah industri dalam sistem pertanian berbasis ekonomi sirkular.</p>2025-06-29T13:26:57+07:00Copyright (c) 2025 Jurnal Purifikasihttps://purifikasi.id/index.php/purifikasi/article/view/487PLASTIC PARTICLE CONTAMINATION IN SUBSTRATE AND FRASS OF BLACK SOLDIER FLY LARVAE CULTIVATION IN COMMUNITY SOLID WASTE RECYCLING CENTERS2025-06-30T08:30:16+07:00Lusya Sevyana Octavia6014231013@student.its.ac.idArseto Yekti Bagastyobagastyo@enviro.its.ac.idYulinah Trihadiningrumyulinah_t@enviro.its.ac.id<p>Bioconversion of solid waste (SW) by black soldier fly (BSF) is a promising sustainable SW treatment approach. However, insufficient segregation may lead to plastic contamination in BSF larvae (BSFL) substrates, compromising the quality of BSFL-derived products and potentially introducing plastic particles into the food chain. This study aimed to investigate plastic abundance in SW from different sources and determine abundance of plastic particles in BSFL substrates and frass. The research was conducted at the Jambangan Recycling Center (JRC) and the Wonorejo Composting Center (WCC) in Surabaya, Indonesia. The results showed that 74% of SW at JRC was suitable for BSFL substrate, while only 36.62% of SW can be used in WCC. The amount of plastic abundance in the BSFL substrate in JRC and WCC were 2.28% and 7.63%, respectively. At JRC, 12 macroplastic (MaP), 9 mesoplastic (MeP), and 334 microplastic (MP) particles were detected per kilogram dry-weight (DW) of BSFL substrate, whereas 250 MP particles were found in frass. The insufficient SW segregation at the WCC has led to an abundance of plastic particles per kilogram DW of BSFL substrate (i.e., 40 MaP, 35 MeP, and 734 MP particles) and frass (484 MP particles). Plastic transparent films were mostly found in both substrates and frass. The size of MaPs typically ranged from 2.5 to 10 cm, while MPs predominantly fell within the 1 µm to 1 mm range. These findings highlight the importance of source segregation to reduce plastic contamination and enhance the efficiency and safety of BSF bioconversion process.</p>2025-06-29T00:00:00+07:00Copyright (c) 2025 Jurnal Purifikasihttps://purifikasi.id/index.php/purifikasi/article/view/505ANALISA WATER BALANCE LUBANG BEKAS TAMBANG BATU BARA DI BLOK SUSUBANG UKO KABUPATEN PASER2025-06-30T08:29:34+07:00Aris Bastian Lahay6014232019@student.its.ac.idErvin Nurhayatiervinn@its.ac.idIsni Arliyaniisniarliyani@its.ac.id<p>Pemanfaatan area lubang bekas tambang batu bara (pit lake) menjadi salah satu strategi pengelolaan pascatambang yang dapat memberikan manfaat bagi lingkungan dan masyarakat sekitar. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kondisi hidrologi dan kualitas air pit lake di Blok Susubang Uko, Kabupaten Paser, Kalimantan Timur. Metode yang digunakan meliputi analisis teknis yang terdiri dari hidrologi, hidrogeologi, keseimbangan air (water balance), serta uji laboratorium terhadap kualitas air. Selain itu, dilakukan analisis kelayakan finansial dengan pendekatan Net Present Value (NPV), Benefit-Cost Ratio (BCR), Internal Rate of Return (IRR) dan Payback Period. Berdasarkan hasil pengujian kualitas air pada sepuluh titik pemantauan di wilayah Susubang Uko, dapat disimpulkan bahwa nilai pH di semua titik berada dalam kisaran netral (7,5–7,8), suhu seragam (22°C), BOD < 2 mg/L, COD < 10 mg/L, dan coliform total < 50 MPN/100 ml—semuanya berada dalam batas aman bahkan untuk standar kelas 1 menurut PP No. 22 Tahun 2021. Namun parameter DO (Dissolved Oxygen) hanya berkisar antara 4,1–4,8 mg/L, belum memenuhi standar kelas 1 (≥6 mg/L), tetapi masih sesuai untuk kelas 2 (≥4 mg/L). Sedangkan, nilai TSS (Total Suspended Solid) berkisar antara 83–180 mg/L, melampaui batas kelas 1 dan 2 (≤50 mg/L), sehingga hanya sesuai untuk kelas 3 atau 4. Dengan mempertimbangkan seluruh parameter tersebut, maka kualitas air sungai di area Susubang Uko secara keseluruhan paling sesuai dikategorikan sebagai kelas 3 cocok digunakan untuk keperluan pertanian atau perikanan.</p>2025-06-29T13:34:02+07:00Copyright (c) 2025 Jurnal Purifikasi